Bertempat di Hall Gedung Laboratorium Kewirausahaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) telah dilaksanakan CEO Talks yang mengangkat tema Turning Disruption Into Opportunity : For a Better Indonesia yang dilangsungkan pada pukul 09.00 WIB. CEO Talks ini merupakan salah satu dari rangkaian Dies Natalis Ke-60 FEB Undip. Acara tersebut dihadiri oleh Erwin Haryono selaku Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia dan Agusty Tae Ferdinand, serta M. Rizki Fadilah sebagai moderator.

Acara ini dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Undip oleh seluruh peserta yang hadir. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Suharnomo selaku Dekan FEB Undip. Dan selanjutnya masuk ke sesi inti yang dimulai dengan pemaparan materi oleh Erwin Haryono tentang Revolusi Industri 4.0 atau Digital Disruption. Erwin menegaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 bukan tentang komputer, karena komputer bahkan internet sudah ada di 3.0. Yang sekarang terjadi adalah sebuah revolusi dimana format kita dalam berekonomi dilakukan secara digital. Perlu diingat bukan masalah revolusi dari teknologinya tapi bagaimana teknologi tersebut dapat menciptakan model bisnis yang baru. Berdasarkan pemaparan terkait Amazon, Ali Baba, serta Facebook yang akan bertransformasi menjadi Libra, disruption bukan hanya dihadapi oleh bank tapi juga dihadapi oleh bank sentral, dimana nantinya akan bergerak sebagai sebuah sistem monopoli yang luar biasa.

Jika dilihat dari dunia bisnis saat ini, pesaing dari perusahaan transportasi, retail, media adalah perusahaan teknologi. Sebagai contoh perusahaan transportasi bersaing dengan perusahaan teknologi contoh ojek online, perusahaan retail bersaing dengan e-commerce, hal ini menunjukkan bahwa industri-industri tersebut sudah terdisrupsi bahkan termasuk Indonesia. Indonesia seperti juga Cina sekarang menjadi kasus telaah studi yang bagus, karena digital disruption yang terjadi pada ekonomi ternyata bahkan lebih kuat dibandingkankan dengan negara maju. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh faktor demografi, karena negara maju berdasarkan demografi ageing population dimana orang-orang tua mungkin yang tidak terlalu antusias dengan teknologi. Di Indonesia struktur demografinya dikuasai oleh anak-anak muda yang sangat antusias dengan hal yang baru. Dan yang kedua alasannya adalah di negara maju hampir semua orang dewasa sudah memiliki rekening bank, sedangkan di Indonesia berdasarkan data 2017 sekitar 49% penduduk orang dewasa belum memiliki rekening bank. Oleh karena itu, pada saat model bisnis yang baru masuk kesana, dampaknya dapat diprediksikan akan lebih kuat dibandingkan dengan negara maju.

Selanjutnya pemaparan materi kedua disampaikan oleh Agusty, tentang bagaimana disrupsi teknologi atau era disruption terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan data yang ditampilkan, Indonesia menduduki peringkat keenam di dunia dalam penggunaan internet terbesar. Sekitar kurang lebih delapan jam per hari orang Indonesia aktif menggunakan internet. Tetapi yang menimbulkan pertanyaan bahwa dampaknya terhadap ekonomi tidak mempengaruhi secara signifikan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penggunaan internet digunakan bukan untuk kegiatan yang potensial namun hanya untuk bersosial.

Setelah selesai pemaparan materi oleh Erwin Haryono dan Agusty Ferdinand, dilanjutkan sesi tanya jawab dengan peserta. CEO Talks ditutup dengan penyerahan plakat kepada Erwin Haryono dan Agusty Ferdinand kemudian dilanjutkan foto bersama dengan tamu undangan.