Universitas Diponegoro melalui program World Class University menyelenggarakan kegiatan International Visiting Lecturer dengan tema “Global Halal Standards and Certification Challenges: Rethinking Standards in Light of Local Realities”. Acara ini berlangsung pada Senin, 8 September 2025, pukul 13.00–15.00 WIB di Meeting Room, 2nd Floor, Building C, Universitas Diponegoro.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber internasional, Prof. Satomi Ohgata, Professor of International Studies dari Kyushu International University, Japan, yang telah lama meneliti isu-isu perdagangan internasional dan sertifikasi halal di kawasan Asia.
Dalam paparannya, Prof. Ohgata menyoroti bahwa standar sertifikasi halal di Indonesia dan Malaysia yang relatif ketat dapat menjadi hambatan (barrier) bagi negara-negara lain, termasuk Jepang, yang ingin mengekspor produk makanan, mesin, dan teknologi terkait ke pasar global halal.
Di Jepang sendiri, terdapat sejumlah lembaga penjamin halal seperti Japan Islamic Trust (JIT), Japan Muslim Association (JMA), Nippon Asia Halal Association (NAHA), Muslim Professional Japan Association (MPJA), serta Japan Halal Foundation (JHF). Menurut Prof. Ohgata, sistem penjaminan halal sebaiknya mempertimbangkan realitas sosial dan kondisi lokal masyarakat sehingga lebih adaptif terhadap kebutuhan lintas negara.
Ketua Program Studi Ekonomi Islam Universitas Diponegoro, Dr. Ariza Fuadi, Ph.D., dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pengembangan riset di bidang ekonomi Islam, khususnya industri halal, serta memperluas wawasan mahasiswa dan dosen dalam melihat dinamika globalisasi standar halal.
“Isu halal bukan hanya menyangkut aspek keagamaan, tetapi juga berkaitan dengan dinamika perdagangan internasional, regulasi antarnegara, dan realitas sosial masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari perspektif global agar industri halal Indonesia mampu bersaing dan berkolaborasi di kancah internasional,” ujar Dr. Ariza.
Melalui kegiatan ini, Universitas Diponegoro berharap dapat mempererat jejaring akademik internasional sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan industri halal global yang inklusif dan berkelanjutan.